Posts

Showing posts from March, 2012

Walikan Languages

     Bahasa merupakan salah satu hasil bentuk budaya yang universal. Bahasa merupakan alat komunikasi dan sarana pewarisan kebudayaan. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sebelum adanya tulisan, bahasa menjadi sarana pewarisan budaya dari sebuah komunitas. Hal ini terbukti dari adanya mitos, cerita rakyat dan sejumlah legenda yang berkembang di kalangan masyarakat.      Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki penduduk dengan latar belakang kesukuan yang beragam. Hal ini otomatis membawa dampak dengan keragaman budaya. Salah satunya adalah bahasa. Hampir setiap suku di Indonesia memiliki keragaman bahasa. Bahkan pada sejumlah suku terdapat perbedaan bahasa yang cukup signifikan. Jawa misalnya, sekalipun kerap dikatakan sebagai satu kesatuan suku. Namun pada kenyataannya terdapat sejumlah perbedaan dialek. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah letak / lokasi tempat suatu suku bermukim serta aspek sejarah dari kawasan atau suku itu. ...

Dijajah 350 tahun!!!!Ah, kata siapa????

             Indonesia pernah dijajah selama ±350 tahun. Kalimat ini menunjukkan sebuah kesalahan perspektif. Dalam kajian ilmu sejarah, kalimat di atas jelas salah fatal. Mengapa??? Ada banyak bukti yang menyatakan bahwa bangsa ini tidak sampai ratusan tahun dijajah Belanda.              Hanya saja poin bahwa negara ini mengalami masa penjajahan yang amat lama, entah kenapa sangat kuat tertancap dalam benak masyarakat kita. Meski sejumlah fakta menunjukkan hal sebaliknya. Kuatnya memori tentang kalimat ini menjadikan bangsa ini kerap mengalami krisis kepercayaan diri. Negeri ini memang pernah dijajah, meski tidak secara langsung dan menyeluruh. Artinya upaya Belanda untuk menguasai keseluruhan kawasan ini,  berlangsung tahap demi tahap, yang memakan waktu panjang.  Untuk mencerahkan perspektif tentang kata “dijajah 350 tahun” marilah simak uraian berikut

Sekali lagi tentang BLT

        BLT (Bantuan Langsung Tunai) adalah akronim yang kerap kita dengar seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Program ini sempat berlangsung pada tahun 2004. Program ini bagi pemerintah dijadikan sebagai sarana untuk membagi subsidi bagi rakyat yang tidak mampu. Secara tidak langsung, BLT diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan.         Namun harapan tinggal harapan, ketika penerapan dari program ini tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Nah, saya mengkhususkan pembahasan pada kebijakan BLT di kawasan Indonesia Timur. Sebuah tulisan di harian Kompas, sempat memplesetkan BLT untuk kawasan ini menjadi Bantuan Langsung Tuak, mengapa??? Karena penduduk miskin yang menerimanya, biasanya langsung memakainya untuk membeli minuman keras. Lantas digunakan untuk berpesta sepanjang hari itu. Sesuatu yang ironis bukan????!!!!!         Entah kenapa para pemangku pemerintahan masih saja enggan mengakui bahw...