Sejarah Desa........gampang - gampang susah


Penulisan sejarah desa adalah hal yang paling rumit dalam sebuah historiografi. Secara wilayah desa merupakan sebuah wilayah administratif yang kecil. Namun kecilnya wilayah tidaklah menjamin kemudahan dalam proses historiografinya.
Sejauh ini mungkin penulisan sejarah desa yang paling sukses adalah Desa Ngablak Kabupaten Pati dalam tahun 1869 dan 1929 karya D.H Burger. Burger mampu memberikan sebuah deskripsi yang cukup mendetail tentang aspek ekonomi dan sosial.  Burger berhasil mendapatkan arsip yang lengkap tentang desa Ngablak pada rentang tahun 1869 dam 1929.
Sesuatu yang jarang terjadi di negeri ini. Di tengah rendahnya kesadaran tentang pentingnya sistem pengarsipan di negeri ini. Keberhasilannya mendapat arsip – arsip tentang aspek ekonomi, berapa luas tanah dan sebagainya pada era kolonial. Menjadi sesuatu yang luar biasa bagi sejarah bangsa ini.
Penulisan sejarah desa dewasa ini umumnya memiliki sejumlah hambatan, antara lain sulitnya pencarian arsip desa tersebut.  Arsip menjadi sesuatu yang langka karena sistematika penyimpanannya masih berantakan.
Di tingkat desa, arsip biasa tersimpan di kantor kepala desa. Nah,  pada masa lalu, biasanya desa tidak memiliki kantor resmi. Kantornya biasa mengikuti lokasi dari rumah kepala desa. Jika kepala desa berganti, kantor pun ikut pindah, so pasti arsipnya ikutan pindah. Ini yang kemudian menjadi sebab hilangnya sejumlah arsip dari desa.
Hilangnya arsip tersebut membuat penulisan sejarah desa (khususnya yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi) menjadi terhalang. Sumber utama dari penulisan sejarah desa yang ada hanya berupa legenda dan cerita rakyat. Maka sumber primer sejarah (berdirinya) desa adalah cerita tutur dan hasil wawancara sejumlah tokoh / tetua desa.


Sulitnya menulis sejarah desa menjadi sesuatu yang ironis dalam lembaran sejarah desa.  Penulis pernah mengalami sendiri kesulitan menulis sejarah Desa. Saat penulis berusaha menulis sejarah desa Donowarih, Karangploso, Kabupaten Malang. Penulis berada di desa tersebut dalam rangka kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Nah, dalam salah satu program KKN tersebut, penulis mengupayakan penulisan sejarah Desa Donowarih tersebut.
Pada saat proses tersebut berlangsung, penulis mengalami kesulitan dalam pencarian sumber – sumber yang berkaitan dengan sejarah asal mulanya berdiri desa. Pihak pamong desa selalu menjelaskan bahwa sumber yang ada hanya berupa cerita rakyat. Arsip yang berkaitan dengan berdirinya desa atau masa – masa sebelum proklamasi  sudah tidak ada. Menurut mereka arsip tersebut hilang karena pada masa lalu, kantor desa belum berlokasi di tempat yang tetap. Melainkan berpindah – pindah mengikuti rumah kepala desa. Saat itulah arsip tersebut kemungkinan terselip, hilang dan lain sebagainya.
Maka saat penulisan sejarah desa jika dimulai dari masa awal berdirinya desa, pasti akan mengalami kesulitan serupa. Pada bagian ini, penulis akhirnya memilih untuk menggunakan data sekunder yaitu dengan melakukan sejumlah wawancara terhadap tokoh tetua desa. Sumber mereka pun hanyalah sejumlah cerita tutur dan mitos yang berasal dari orangtua mereka.
Arsip tertua yang dijumpai di desa tersebut berasal dari tahun 1960an. Selebihnya adalah arsip yang lebih kontemporer. Jika ditelisik lebih dalam, penulisan sejarah desa (secara keseluruhan) yang diambil mungkin hanya bisa dimulai pada masa yang lebih kontemporer.
Seiring dengan berjalannya waktu, mulai ada kesadaran untuk memperbaiki sistem pengarsipan, sehingga muncul apa yang disebut profil desa. Profil desa ini secara substansial lebih lengkap. Dengan memuat seluruh aspek yang ada di dalam desa misalnya aspek sosial, ekonomi, kebudayaan.  Bukan sekedar aspek demografi seperti halnya yang dijumpai pada penyusunan monografi desa.
Profil desa ini kemudian digunakan sebagai rujukan untuk menyusun profil kecamatan. Maka profil desa ini secara umum harus senantiasa diperbarui setiap tahunnya. Namun proses pembaruan tersebut tentunya bergantung pada keberadaan tenaga di lapangan atau di tingkat desa.
Keberadaan profil desa ini diharapkan mampu memecah kebuntuan dalam proses penulisan sejarah desa di masa yang akan datang. Selain itu sistem penyimpanan arsip yang baik nantinya juga akan menunjang proses tersebut. Profil desa memang hanya memuat data – data angka yang terkadang dianggap sebagai formalitas. Namun sebenarnya jika dikerjakan dan digunakan sesuai fungsinya, dia akan mampu mengungkap perkembangan desa tersebut dari masa ke masa. Semangat untuk memulai menulis sejarah desanya masing – masing... ^_^

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Karya Sastra Masa Majapahit

Cinta adalah Nol, Nol adalah awal dari segalanya