Teori Labeling, sebuah tinjauan ringkas

          Dalam komunitas sosial terdapat sejumlah peraturan yang berfungsi  sebagai alat kontrol sosial. Kontrol sosial ini dimaksudkan untuk menciptakan keteraturan sosial. Salah satu contoh bentuk kontrol sosial adalah dengan memberikan cap / label / julukan kepada kelompok / perseorangan yang melakukan pelanggaran di dalam sebuah komunitas. Howard Becker (1963) menguraikan bahwa kelompok sosial menciptakan penyimpangan melalui pembuatan aturan dan menerapkan terhadap orang – orang yang melawan aturan untuk kemudian menjulukinya sebagai bagian dari outgrup mereka (atwarbajari.wordpress.com). Julukan tersebut kemudian menjadi penanda terhadap keberadaan sebuah kelompok pelaku penyimpangan sosial tertentu.
         
Awalnya, pemberian cap pada seseorang memang ditujukan sebagai sanksi sosial. Agar orang tersebut mengerti bagaimana rasanya terpisah atau dipandang terpisah dari komunitas intinya. Tapi cap itu bisa berubah dari sebagai sarana kontrol sosial menjadi sarana pendukung untuk melakukan penyimpangan sosial. Perubahan ini terjadi karena cap tersebut kemudian menjadi stigma yang melekat pada seorang pelaku penyimpangan sosial.
        Ini terjadi karena pada mulanya sejumlah orang melakukan penyimpangan sosial, bukan karena sengaja, namun karena sejumlah sebab tertentu. Misalnya : seorang anak mencuri karena dia lapar. Namun karena perbuatan tersebut, dia mendapat julukan / cap sebagai pencuri. Cap ini kemudian menjadi stigma yang melekat kuat di dalam pribadi si anak. Sehingga setiap ada kasus pencurian, pasti akan dihubungkan dengannya. Meski mungkin saja si anak tadi tidak tahu menahu.  Mengapa perubahan ini bisa terjadi?
           Perubahan ini terjadi karena stigma masyarakat yang berada di sekitarnya. Masyarakat  mendasarkan stigma tersebut pada pelanggaran yang pernah dia lakukan. Seolah perbuatan tersebut adalah sebuah kebiasaan. Padahal pada kenyataannya, anggapan ini kerap meleset. Dan karena cap / julukan itu telah melekat, maka sejumlah orang yang memperoleh tersebut, biasanya akan beranggapan bahwa sebaik apapun perbuatannya, cap yang jelek akan tetap melekat. Inilah yang menjadikan mereka untuk tetap melakukan pelanggaran sosial.
        Pada sejumlah kasus teori Labeling justru mengalami perubahan fungsi. Teori Labelling menguraikan bahwa pemberian sanksi atau label yang dimaksudkan untuk mengontrol penyimpangan justru malah menghasilkan sebaliknya (massofa.wordpress.com). 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cinta adalah Nol, Nol adalah awal dari segalanya

Telaah singkat Kidung Harsawijaya