Situs Candi Stupa Dawangsari dalam ulasan singkat


Situs Dawangsari merupakan salah satu situs yang berada di daerah Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman menurut Mundardjito (2002 : 70) merupakan daerah yang memiliki situs cukup banyak.
Tercatat dari 17 kecamatan, tidak ada satu kecamatan pun yang tidak mengandung situs arkeologi. Secara administratif situs ini berlokasi di dusun Dawangsari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis dari situs ini terletak di  110⁰29’45.45” BT dan 07⁰46’28.46” LS. Situs ini berada di ketinggian 180 mdpl. Situs Candi Dawangsari terletak pada bentuk topografi dataran tinggi (perbukitan) dan berada satu kompleks dengan situs Candi Barong, yaitu berada di sebelah utaranya.
Dilihat dari bentuk dasarnya yang menyerupai stupa (meski masih berupa kumpulan lepas), situs Dawangsari ini merupakan bangunan peninggalan yang bernafaskan agama Budha. Berdasarkan pendapat itulah, situs ini juga kerap disebut Stupa Dawangsari.
Situs Stupa Dawangsari pertama kali disebut di dalam ROD tahun 1915. Sementara Mundardjito sempat menyinggung sekilas tentang candi ini. Mundardjito (2002 : 85) menyebutkan tidak jauh dari situs (Candi Barong), sekitar 200 m di sebelah timur laut, baru-baru ini telah ditemukan pula sebuah bangunan dari batu andesit berbentuk stupa. Ukuran diameternya lebih kurang sama dengan stupa Borobudur. Situs bangunan bersifat agama Buda ini bernama Stupa Candi Dawangsari.
Hasil Susun Coba pada Stupa Candi Dawangsari
Pemetaan lengkap pada Situs ini dilakukan BPCB Yogyakarta (pada waktu itu masih bernama Suaka Peninggalan Purbakala) pada 1986 / 1987. Penelitian arkeologis di situs Stupa Candi Dawangsari secara intensif mulai berlangsung pada tahun 1987 sampai dengan 1988 / 1989. Sasaran dari prapemugaran tahun 1987 adalah difokuskan pada pendataan situs dan pencarian batu serta pengelompokan batu. Sedangkan kegiatan penelitian tahun 1988/1989 adalah pengumpulan data bangunan yang masih terpendam atau dilakukan ekskavasi. Hasil dari ekskavasi tersebut adalah penampakan struktur bangunan bagian atas (atap) sampai dengan struktur bangunan bagian batur candi, serta penyusunan percobaan batu bagian kaki batur sisi timur. Sementara antara tahun 1989 sampai 2000 terjadi kevakuman. Hal ini dikarenakan fokus kegiatan dikonsentrasikan pada pemugaran Candi Barong.
Situasi Candi Stupa Dawangsari

Kegiatan ekskavasi baru dilakukan kembali pada tahun 2001. Hasil ekskavasi tersebut adalah temuan adanya bangunan stupa lain serta dugaan masih adanya bangunan lain yang masih terpendam.

Ekskavasi selanjutnya dilakukan pada tahun 2009. Ekskavasi ini dilakukan di lahan sekitar Stupa Dawangsari. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka, persiapan pemindahan jalan. Pemindahan ini dilakukan karena jalan yang ada waktu itu melewati (menerjang situs) juga berada di atas pagar Candi Barong sehingga pemugaran pagar Timur Candi Barong belum seratus persen.

Karena kegiatan ini dimaksudkan untuk pemindahan jalan. Sehingga sebisa mungkin dipilih lahan yang bebas dari data – data arkeologi. Dari hasil ekskavasi secara keseluruhan tidak ditemukan data – data teknis arkeologis. Oleh karena itu selanjutnya dapat dilaksanakan program berikutnya yaitu pemindahan jalan dengan membebaskan tanah milik warga seluas 1400 m2.

Situasi Stupa Candi Dawangsari   
Hasil Susun Coba Stupa Candi Dawangsari

Pada tahun 2014, BPCB Yogyakarta melakukan studi kelayakan terhadap Stupa Dawangsari. Hasil dari studi kelayakan ini adalah hasil ekskavasi menunjukkan secara keseluruhan telah ditemukan beberapa data arkeologi yang dapat mendukung penentuan ukuran maupun denah stupa, volume batu yang menyusun bangunan stupa  dan tingkat kerusakan bangunan.  Data yang belum dapat diungkap adalah struktur tangga masuk. Analisis yang dapat dilakukan untuk mengungkap keberadaan tangga pada bangunan Stupa Dawangsari dilakukan dengan membandingkan keberadaan tangga yang ditemukan pada bangunan serupa yaitu Stupa Sumberwatu.
Sementara pada tahun 2015 ini, Stupa Dawangsari sudah menjalani studi teknis. Semoga candi ini bisa segera dipugar. 



Sumber :

Laporan Pemetaan Situs Dawangsari 1986/1987 SPSP DIY

Laporan Ekskavasi Penyelamatan Situs Dawangsari 1986/1987

Laporan Ekskavasi tahun 2009

Mundardjito, 2002. Pertimbangan Ekologis Penempatan Situs Masa Hindu-Buda Di Daerah Yogyakarta. Jakarta: Wedatama Widya Sastra




Comments

Popular posts from this blog

Cinta adalah Nol, Nol adalah awal dari segalanya

Telaah singkat Kidung Harsawijaya