CERDAS MEMAHAMI TAFSIR AL-QUR’AN DI MEDIA SOSIAL
Buku karya Kyai Muda ini
benar-benar menarik. Bukan sekedar judulnya yang menggoda. Gus Nadir, sapaan
akrab dari Nadirsyah Hosen, penulis buku ini mampu menampilkan karya yang enak
dibaca dan tentunya mudah dipahami bagi pembaca pemula di bidang tafsir
Al-Qur’an.
Lewat buku ini, Gus Nadir
menghadirkan penjelasan bahwa Al-Qur’an sebagai kitab yang indah makna dan
bahasanya. Buku ini juga menampilkan kronologi tentang proses turunnya Al-Qu’an
pada masa Rasulullah, proses pembukuan dari Al-Qur’an, di mulai masa khulafaur rasyidin hingga masa khilafah Abbasiyah.
Sejumlah kesepakatan, mulai dari penambahan harakat, penggunaan tanda baca
(mengingat Al Qur’an diturunkan menggunakan Bahasa Arab Kuno yang tidak
mengenal tanda baca maupun harakat). Penggunaan tanda baca sendiri di kemudian
hari menimbulkan perbedaan penafsiran. Padahal penambahan-penambahan tersebut
tujuannya agar Al-Qur’an bisa lebih mudah dipahami. Dan kemudian diikuti proses
penerjemahan dan penafsiran ayat Al-Qur’an ke dalam berbagai Bahasa di dunia
yang melibatkan unsur budaya lokal, interpretasi, ekspresi, dan pilihan kata
atau tafsir tertentu.
Buku ini juga menguraikan bahwa memahami
Al-Qur’an (dan Al Hadits) membutuhkan ilmu yang khusus. Mengingat kitab ini diturunkan
dengan Bahasa Arab kuno. Maka memahami Al-Qur’an sebaiknya tidak melalui
terjemahan. Tetapi dari ilmu Bahasa, dan tafsir para ulama sebelumnya. Hal ini
berbeda dengan trend sekarang yang sudah menganggap terjemahan dalam Bahasa
tertentu sudah cukup untuk memahami substansi dari Al-Qur’an.
Sejumlah tafsir ayat-ayat yang
selama ini hanya dipahami dalam konteks Bahasa Indonesia saja atau yang menurut
saya sedikit kontroversial misalnya QS. Al Maidah (5) ayat 51, QS. An Nisa (4)
ayat 138-139 dan QS Al Baqarah (2) ayat
120 juga dibahas dalam buku ini. Selain itu Gus Nadir juga membahas politisasi dari sejumlah ayat-ayat
Al-Qur’an dalam lintasan sejarah.
Pada intinya buku ini membahas
kemuliaan Al-Qur’an dan tentu saja metode ilmu tafsir Al-Qur’an. Dengan membaca
buku ini, saya pribadi merasa makin bodoh, karena ternyata memahami Al-Qur’an
tidak semudah membaca terjemahan. Jadi ada sejumlah jalan yang memang harus
dilalui untuk memahami Al-Qur’an.
Ada tulisan dalam buku ini yang saya (sebagai
orang awam) suka dari buku ini
“Kalau Anda orang awam, silakan
pelajari Al-Qur’an. Kitab suci ini boleh dipelajari oleh semua orang. Namun,
kalau Anda mau ber-istinbath
(menetapkan hukum) dari ayat Al-Qur’an atau mau memakai ayat untuk menyalah-nyalahkan
orang lain, ya, nanti dulu. Serahkan hal itu kepada ahlinya.”
Satu lagi buku ini harus dimiliki buat
temen-temen yang suka membaca. Karena bahasanya enak dan ngalir banget. Met
baca yaa…😊😊😊
Comments
Post a Comment