Khilafah sebagai sebuah solusi ? Islam Yes Khilafah No (Jilid 2): Dinasti Abbasiyah, Tragedi dan Munculnya Khawarij Zaman Now. Sebuah Review

Kehadiran buku ini menjadi penggenap dari buku Islam Yes Khilafah No  (Jilid I)http://prasastishinta.blogspot.com/2018/08/islam-yes-khilafah-no-mengupas-sejarah.html. Buku ini menjadi lanjutannya, karena membahas akhir Dinasti Umayyah.  Gaya penulisan dan tata bahasanya bagi saya menjadi daya tarik dari buku ini. Penulis buku ini, Prof Nadirsyah Hosen (atau biasa disebut Gus Nadir) memiliki kedua hal tersebut. Kedua hal tersebut sesuai dengan kondisi zaman, menjadikan pembaca serasa dibawa pada masa kekhalifahan.



 Ini berbeda ketika membaca buku terjemahan sejarah Islam pada umumnya. Bahasa yang digunakan cenderung formal, sehingga mungkin hanya menarik untuk kalangan akademisi saja. Dengan bahasa yang lebih luwes, mampu menarik bagi semua kalangan, bahkan yang masih awam tentang sejarah Islam.
Selain itu, Gus Nadir juga menyertakan kutipan-kutipan dari sumber asli. Ini menjadi penanda, bahwa buku ini tidak ditulis secara “ngelantur”.
Permasalahan yang menjadi pembahasan utama dari buku ini adalah mengenai sejarah kekhilafahan mulai dari akhir dinasti Umayyah hingga Abbasiyah. Sementara dari era Khulafaur Rasyidin dan awal dinasti Umayyah dibahas di jilid I. Gus Nadir ingin menunjukkan mengenai sejarah dari kekhalifahan Islam secara obyektif.
Dalam ulasannya Gus Nadir menampilkan sosok khalifah secara singkat padat dan jelas. Sumber yang digunakan merupakan kitab-kitab sejarah karya sejumlah ulama, yang lahir atau besar pada zaman tersebut. Tidak jarang Gus Nadir menyajikan kutipan dari sumber yang berbeda tentang masa pemerintahan seorang khalifah.
Selain membahas mengenai sejarah kekhalifahan era Abbasiyah, buku ini pun menyajikan sejumlah topik yang kerap menjadi bahan perdebatan netizen. Yaitu masalah Imam Mahdi, perdebatan perayaan tahun baru, bendera (yang diklaim milik) Khilafah dan sikap Nabi ketika agama Allah dihina. Topik yang sedang menjadi best seller khususnya di dunia maya.
Topik-topik tersebut memang tengah menjadi  perdebatan di kalangan umat Islam. Pihak yang pro dan kontra saling memperkuat diri. Nah, buku ini mampu menghadirkan jawaban yang tepat terkait topik-topik tersebut. Nadirsyah Hosen yang berasal dari kalangan akademisi, namun memiliki latar belakang pesantren yang sangat kuat, menjadi modal utama. Kemampuan Gus Nadir dalam bidang ilmu hadist dan tafsir Al-Qur’an menjadikan buku ini kaya akan ilmu.
Di sinilah poinnya, buku ini ditulis oleh orang yang tepat. The right man in the right track, gitu menurut saya. Jadinya substansi dari buku ini betul tepat sasaran.
Perspektif yang disajikan dalam buku ini adalah perspektif historis, gus Nadir berusaha menampilkan sejarah kekhalifahan Islam secara kronologis. Menarik ketika mengetahui sumber kutipan dan rujukan dari buku ini adalah kitab-kitab Tarikh yang berasal dari masa yang sama, maupun karya cendekiawan muslim sesudah masa itu.
Kitab-kitab tersebut antara lain Tarikh Thabari karya Imam Thabari, Tarikh al-Khulafa karya Imam Suyuthi, al-Bidayah wan Nihayah karya Imam Ibn Katsir, al-Kamil fit Tarikh karya Ibn al-Atsir. Sedangkan sumber dari Indonesia adalah karya dari Buya Hamka yaitu Sejarah Umat Islam.
Sementara mengenai pembahasan Imam Mahdi dan topik lainnya, Gus Nadir menggunakan pendekatan kontekstual dan tinjauan literatur. Cara ini memberikan pemahaman yang mendalam mengenai masalah tersebut.
Paparan secara kronologis dan garis besar dari setiap masa khilafah ini mampu  menampilkan gambaran mengenai penerapan dari konsep khilafah yang selama ini sudah terlaksana. Menariknya dalam uraian tersebut dipaparkan sisi negatif dan positif dari tiap-tiap pemerintahannya.
Dari sinilah pembaca akan mengetahui sejumlah sisi gelap dari sistem khilafiyah. Sementara pada pembahasan Imam Mahdi dan topik lainnya, Gus Nadir lebih menekankan pada pemahaman hadist dari segi konteks turunnya, periwayatnya, kajian dari aspek fikh, dan bagaimana pendapat para ulama terdahulu terkait hadits tersebut. Penulis ingin menekankan bahwa memahami hadist harus dipahami konteksnya. Selain itu juga siapa yang meriwayatkan hadist tersebut.
Buku ini memiliki kontribusi penting dalam “mencerahkan” masyarakat dari kesalahpahaman tentang doktrin Khilafah. Selama ini yang didengung-dengungkan adalah konsep Khilafah adalah solusi bagi sistem politik di Indonesia. Padahal dengan merujuk pada tinjauan historis, konsep tersebut tidak sepenuhnya benar.
Selain itu kesimpulan utama dari buku ini adalah hendaknya ajaran Islam tidak diterima sebagai doktrin semata. Tetapi Islam harus dibahas dari aspek sejarah, budaya, sosial ataupun politik. Aspek-aspek ini akan memperkaya sudut pandang kita dalam memahami Islam. Sehingga pemahaman akan agama Islam tidak “kering”
Pemahaman pada ayat Alqur’an dan hadits juga tidak bisa semata terjemahan harafiahnya saja. Jangan lupa untuk membuka kitab tafsir dan literatur lainnya. Sehingga pemahamannya tidak menjadi sempit.

           Selamat membaca ya gaesss

Comments

Popular posts from this blog

Cinta adalah Nol, Nol adalah awal dari segalanya

Telaah singkat Kidung Harsawijaya