Pernak-Pernik Jalan Raya Pantura mulai Mataram Islam hingga era Orde Baru


Judul Buku: Dua Abad Jalan Raya Pantura Sejak Era Kerajaan Mataram Islam hingga Orde Baru
Penulis: Dr. Endah Sri Hartatik
Penerbit: Nurmahera
Cetakan: I, Mei 2018
Tebal: 340 hlm
Kapankah akronim Pantura mulai digunakan? Mau tahu kapan waktu masuknya truk pertama di Pulau Jawa? Pengen tahu apa saja nama armada bus yang beroperasi di masa Hindia Belanda? Informasi-informasi tersebut dimuat dalam buku ini. Dan ada banyak informasi lain tentang transportasi yang tertuang dalam buku ini.  Dan berikut ulasannya.

Ulasan yang mendalam mengenai sejarah transportasi jalan raya di sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah menjadi daya tarik tersendiri dari buku ini. Rujukan yang diambil baik berupa arsip maupun majalah di era kolonial, mampu memperkaya konten dari buku ini.  Selain itu penyajian tema yang tematik dan kronologis menjadikan buku ini mudah dipahami. 
Buku ini pun tidak melulu berkutat membahas aspek dinamika perkembangan transportasi. Tetapi juga tentang kehidupan  sosial para pengemudi misalnya. Menarik ketika tulisan ini mampu “membuktikan” sejumlah selentingan / gosip yang beredar mengenai kehidupan sosial dunia jalanan.
Perkembangan alat transportasi yang khususnya mobil dan bus dibahas dengan detail dalam buku ini. Berbekal data statistik pertahun perkembangan kendaraan dari masa colonial, menjadikan buku ini ‘kaya’ akan data dan fakta pada masanya
Memang terdapat sejumlah pertanyaan terkait dengan kemunculan buku ini. Antara lain tentang dari mana asal usul istilah “Pantura”, apakah Jalan Raya Pantura sama dengan Jalan Daendels, dan bagaimana dinamika jalan raya tersebut dari waktu ke waktu. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut berusaha dijawab penulis dalam buku ini. Dan pembaca yang penasaran mengetahuinya bisa membaca jawabannya di buku ini. 
Pengambilan tema transportasi jalan raya di sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah ini untuk mengisi kekosongan dari minimnya kajian berkaitan dengan jalan raya tersebut. Selama ini lebih banyak tema transportasi yang berkaitan dengan transportasi air dan kereta api. Sementara transportasi di jalan raya, khususnya di Pantura belum dibahas. Jikalau ada karya yang membahas Pantura, maka lebih banyak ke kajian social ekonomi, atau bahkan aspek ekonomi maritimnya.   
Perspektif yang digunakan dalam buku ini adalah perspektif historis. Ini diperlihatkan dengan penggunaan arsip Kolonial dan sejumlah majalah yang berasal dari masa Kolonial. Selain itu pola penulisan yang kronologis juga menjadi penanda utama bahwa buku ini menggunakan perspektif sejarah. 
Desain rancangan dalam penelitian di buku ini berhasil memberikan sejumlah jawaban pada pertanyaan peneliti. Dengan menetapkan garis batas antara masa Mataram Islam sampai masa Orde Baru, buku ini mampu menjelaskan dinamika perkembangan transportasi di wilayah Pantura Jawa Tengah. 
Buku ini menjadi pengisi kekosongan pada tema kajian transportasi jalan raya. Dengan berbagai informasi berkaitan dengan transportasi dan berbagai aspek di dalamnya, buku ini layak menjadi sumber untuk penelitian di bidang transportasi. Keakuratan data dan intepretasi yang dimunculkan menjadikan buku ini menarik untuk dikutip
Dari hasil penelitian yang ada di buku ini, masih ada sejumlah hal yang perlu diperdalam. Misalnya kondisi jalan raya Pantura di daerah-daerah tertentu, misal Kendal, Pekalongan dan kota-kota kecil lainnya. Hal ini mengingat, titik pembahasan dalam buku ini kebanyakan adalah tentang Kota Semarang. Sementara kota-kota lain tidak begitu detail dan mendalam.          

Comments

Popular posts from this blog

Cinta adalah Nol, Nol adalah awal dari segalanya

Telaah singkat Kidung Harsawijaya