Berdamai dengan masa lalu


Judul Buku:  Lethal White (Kuda Putih)
Penulis: Robert Galbraith
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Cetakan ke – 1, 2019
Tebal: 704 hlm

Lethal White ini merupakan seri keempat dari karya Robert Galbraith. Novel ini merupakan kelanjutan dari pertualangan detektif partikelir, Cormoran Strike dan sekretaris, eh parnertnya Robin Ellacott 😍. Pada seri ini, kisah kedua tokoh tersebut memasuki suatu babak yang baru.  Seperti yang sudah dibahas pada buku yang ketiga (tepatnya di bagian ending), The Career of Evil, Robin Ellacot, partner dari Strike memilih menikah dengan tunangannya Matthew Cunliffe. Di bagian ending dari buku ketiga  pula disebutkan jika Strike sempat ‘memecat’ Robin dari posisinya, karena bagi Strike, Robin telah mengabaikan larangannya. Namun endingnya dibiarkan menggantung dengan ‘kejutan’ kehadiran Strike pada upacara pemberkatan pernikahan Robin dan Matthew. Sementara pada awal cerita dari novel ini (buku keempat), Robin Ellacott telah kembali ke posisinya, yaitu sebagai partner di biro detektif milik Cormoran Strike.

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju. Namun gaya penceritaannya agak lambat dan bagi pembaca sebenarnya bisa menciptakan kejenuhan. Hal ini (salah satunya) karena sama dengan karya-karya sebelumnya (The Cuckoos Calling, The Silkworm, dan The Career of Evil ), Galbraith menuliskan detail dari sejumlah aspek dari cerita. Tetapi Lethal White memiliki alur cerita yang lebih kompleks dan rumit. Dan, Galbraith memang lihai dalam membuat pembaca (tetap) merasa penasaran akan endingnya. Pada setiap bab dia selalu membuat rasa penasaran semakin bertambah. Dan membuat pembaca tak bosan untuk membolak balik lembar demi lembar. Dan saya pribadi (terpaksa) hanya meletakkan novel ini jika rasa kantuk yang tak tertahan datang. Berhari-hari bertahan karena tertarik pada pertanyaan di benak saya “Bagaimana endingnya?”
Membaca novel ini kita kembali diajak berpetualang di London dan daerah Woolstone Oxfordshire. Selain itu keberadaan setting gedung lembaga pemerintahan pun menjadi daya tarik dari karya ini. Deskripsi detail yang kerap digambarkan oleh Robert Galbraith mampu membawa pembaca masuk dan ‘ikut serta’ jalan – jalan seperti halnya tokoh dalam novel. Nampaknya sifat deskripsi detail inilah yang konsisten diterapkan Galbraith hingga pada bagian serial Strike yang diangkat ke layar kaca oleh BBC.
Pada bagian epilog kita akan disuguhi kenyataan yang mengejutkan. Mungkin, kutipan dari ucapan Cormoran Strike sebuah pemantik untuk membaca novelnya. Berikut kutipannya:
“Ada masa kecil yang lebih buruk daripada itu”, ujar Strike
“Banyak orang menjalani kehidupan yang lebih buruk dibanding memiliki ibu yang tukang pesta,” kata Strike, ”dan mereka tidak berubah menjadi pembunuh. Lihat saja Billy Knight. Hampir sepanjang hidupnya tidak memiliki ibu. Ayahnya alkoholik kejam, suka menghajar dan mengabaikannya. Dia memiliki kelainan jiwa yang serius tapi tidak pernah menyakiti siapa pun. Dia datang ke kantorku dalam kondisi psikolosis parah, tapi dia datang untuk mendapatkan keadilan bagi orang lain.”
Nah, apakah yang membuat Cormoran Strike sampai mengungkap detail masa kecilnya? Siap-siap balik lembar demi lembar dari kisah ini 📖📗.
Memang ini kisah fiksi, tapi saya percaya seorang penulis sekelas Robert Galbraith a.k.a JK Rowling ketika menulis tidak berangkat dari imajinasi semata. Pasti ada riset riset yang mendalam (ini sudah dibuktikan di bagian ucapan terima kasih, dimana Galbraith mengucapkan terima kasih pada sejumlah nama yang telah memberinya tur dan penjelasan mengenai sejumlah lokasi yang menjadi setting cerita). Itulah salah satu sisi menarik dari novel ini.
Kesimpulan saya pribadi, masa lalu memang berpengaruh pada masa depannya. Tapi pasti ada sebuah opsi yang menunjukkan bahwa manusia juga bisa memilih dan berdamai dengan masa lalunya, sepahit apapun itu. Selamat membaca dan salam literasi 👍👍👍

 

Comments

Popular posts from this blog

Karya Sastra Masa Majapahit

Cinta adalah Nol, Nol adalah awal dari segalanya