Belajar Bersama Kiai Ujang


Judul Buku:  Kiai Ujang di Negeri Kanguru Menjelajahi Mazhab-Mazhab Menjawab Persoalan Sehari-hari
Penulis: Nadirsyah Hosen
Penerbit: Noura Books
Cetakan: ke-1, Maret 2019
Tebal: 276 hlm

Buku berjudul Kiai Ujang di Negeri Kanguru ini menyajikan narasi yang menarik mengenai kisah Nadirsyah Hosen (akrab disapa Gus Nadir) saat menempuh pendidikan di Australia.  Sedikit berbeda dari karya-karya beliau sebelumnya dan sesudahnya, kumpulan tulisan ini menggunakan narasi orang pertama, yaitu Ujang, mahasiswa lulusan UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah yang berhasil melanjutkan studi di Australia.



Dengan mengambil tokoh Ujang tersebut, pembaca dibuat seperti membaca kumpulan pengalaman pribadi yang sarat akan hikmah dibaliknya. Gaya bahasa dan penuturan yang ringan menjadi kekuatan utama dan ciri khas dari Gus Nadir dalam menyampaikan materi. Hal ini ditunjang dengan latar belakang pendidikan beliau di pesantren sekaligus universitas menjadikan perspektifnya luas dalam memandang kehidupan umat Islam di Australia.
Gus Nadir ingin berbagi cerita mengenai kehidupan umat muslim di Australia, dengan segala pernak perniknya. Cerita keseharian dari kelompok muslim yang merupakan minoritas  ketika bertemu dengan kelompok mayoritas Kristen dan Katolik dan pemeluk agama lain di Australia. Buku ini sendiri merupakan penyempurnaan dari buku versi pertama yang dikemas dalam bentuk Q & A dengan judul Dari Hukum Memilih Makanan Tanpa Label Halal hingga Memilih Mazhab yang Cocok tahun 2015. Saya sempat meminjam versi digital dari buku ini dengan menggunakan aplikasi Perpustakaan Nasional dari ponsel. Ada sejumlah bab tambahan dan tampilan narasi yang lebih menarik dari terbitan versi baru ini.
Tulisan ini lebih menitikberatkan pada upaya menunjukkan ajaran Islam adalah ajaran yang fleksibel, dan rahmatal lil ‘alamin. Selain itu, kumpulan tulisan ini juga menyertakan sejumlah dalil tentang sejumlah persoalan agama yang kerap menjadi trending topik. Di antaranya boleh tidaknya mengucapkan selamat natal, bolehkan kita (muslimah) membuka aurat di depan non muslim, dan benarkah Buddha itu Nabi Zulkifli. Topik-topik tersebut dikemas dengan menarik sehingga mencerahkan pembaca, sekalipun beberapa topik tetap memunculkan rasa penasaran. 
Pada topik benarkah Buddha itu Nabi Zulkifli, Gus Nadir menjelaskan sejumlah pendapat ulama yang mendukung kebenaran tersebut. Beliau juga menguraikan uraian Kitab Bibel tentang nabi Zulkifli. Pada tahap ini beliau dengan rendah hati mengakui sulitnya untuk memberikan jawaban pasti tentang figur Nabi Zulkifli ini. Maka yang disampaikan hanya intepretasi dari sejumlah fakta. Pembaca boleh percaya atau tidak.
Tulisan-tulisan dari Gus Nadir ini kerap memaparkan perbedaan pendapat ulama dalam khazanah keislaman ribuan tahun silam. Perbedaan pendapat tersebut disertai rujukan yang otoritatif, sehingga pembaca pun semakin mudah memahaminya. Kemudian menyodorkan pilihan sendiri kepada pembaca untuk memilih pendapat yang cocok dengan situasi yang dihadapi. Hal ini,  secara tidak langsung mengajak pembaca berpikir kritis sebelum menentukan pilihan mereka.
Secara umum, kumpulan tulisan ini mampu menjadikan pembaca lebih jernih dalam memahami (kembali) ajaran Islam. Apalagi penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dan di manapun kita tinggal. Kumpulan tulisan ini juga mampu memberikan pencerahan kepada umat Islam yang saat ini kerap terjebak pada sikap merasa paling benar.
Selain itu kumpulan tulisan ini sebenarnya juga bisa menjadi bekal bagi rekan – rakan yang akan pergi ke luar negeri baik dalam rangka perjalanan singkat maupun tinggal untuk sementara waktu. Karena di dalamnya terdapat sejumlah tulisan terkait cara berwudhu di tempat yang bukan masjid maupun tentang pemilihan makanan halal. So, Selamat membaca dan Salam Literasi.
      `         


Comments

Popular posts from this blog

Karya Sastra Masa Majapahit

Cinta adalah Nol, Nol adalah awal dari segalanya